MUSH’AB BIN UMAIR
1. Sebab-sebab islamnya Mush’ab Bin Umair
Suatu hari, mush’ab mendengar berita yang telah tersebar luas dikalangan mekkah mengenai muhammad Al-amin, yakni pembawa berita suka maupun duka, sebagai da’I yang mengajak umatnya beribadah kepada Allah. Sementara perhatian warga mekkah terpusat pada berita tsb yaitu tentang rasulullah saw serta agama yang dibawanya dan mush’ab paling banyak mendengar berita itu.
Diantara berita yang didengarnya itu ialah Rasulullah bersama pengikutnya yang biasa mengadakan pertemuan di suatu tenpat yang terhindar jauh dari gangguan gerombolan Quraisy dan ancaman-ancamannya, yaitu di bukit shafa dirumah arqam bin abil arqam. Disaat itu mush’ab merasa ragu tapi keraguannya itu tidak berlangsung lama, hanya sebentar waktu ia menunggu, maka pada suatu senja yg didorong oleh kerinduannya, maka pergilah ia kerumah arqam menyertai rombongan itu. Ditempat itu, Rasulullah sering berkumpul dengan para sahabatnya, yg dipakai untuk mengajar ayat2 al-qur an dan membawa mereka untuk beribadah kepada Allah.
Lalu ia pun mengambil tempat dudukya sembari menikmati lantunan ayat2 Allah yang keluar dari bibir Rasulullah dan para pendengar sangat menikmatinya. Dan mush’ab pun masuk islam yang tampak memiliki ilmu dan hikmah yang luas.
Namun, ketika mush’ab menganut islam, tiada satu kekuatanpun yang ditakuti dan dikhawatirkannya selain ibunya, khunas binti malik, seorang yg berkepribadian kuat dan pendiriannya yang tak dapat ditawar atau diganggu gugat. Ia wanita yang disegani bahkan ditakuti. Mush’ab pun berusaha untuk menyembunyikan keislamannya dan pergi secara sembunyi2 untuk menghadiri majelis Rasulullah.
2. Kelebihan yang dimiliki
Mush’ab bin umair ialah seorang pemuda yang memiliki wajah yang tampan dan memiliki jiwa yang penuh dengan semangat kepemudaannya. Dan para muarrikh dan ahli riwayat melukiskan namanya dengan kalimat “seorang warga kota mekkah yang memiliki nama paling harum”. Selain tampan, ia juga merupakan pemuda kaya yang sangat melimpah sehingga ia menjadi buah bibir di kota mekkah. Dimanapun ia berada, ia selalu dibicarakan.
Bahkan muhammad saw yakin bahwa mush’ab adalah pemuda yang baik dan ia pantas ditempa islam untuk menjadi pribadi yang muslim.
Suatu saat mush’ab dipilih Rasulullah untuk melakukan suatu tugas maha penting. Ia menjadi Duta atau Utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkan seluk beluk agama kepada orang-orang anshar yang telah beriman dan bai’at kepada rasulullah di bukit aqabah, selain itu mengajak orang-orang untuk menganut agama Allah serta mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijratul Rasul sebagai peristiwa besar. Meskipun ia mengemban tugas yang begitu berat, ia telah dikaruniai Allah yakni fikiran yang cerdas serta budi pekerti yang luhur. Dengan sifat Zuhudnya, kejujurannya serta kesungguhan hatinya sehingga ia berhasil menaklukkan dan menawan hati penduduk madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk islam. Dengan tindakannya yang tepat dan bijaksana, Mush’ab bin Umair telah membuktikan bahwa pilihan Rasulullah saw atas dirinya sangatlah tepat.
Mush’ab dan shahabatnya pernah diancam oleh Usaid bin Hudlair, yakni kepala suku kabilah Abdul Asyal dimadinah. Usaid menodong mush’ab dengan sentakan lembingnya dan usaid pun berkata “ untuk apa kalian datang ke sini? Apakah kalian ingin membodohi rakyat kecil kami?? pergilah kau dari sini, jika tidak maka nyawamu akan melayang”. Lalu mush’ab pun menjawabnya dengan wajah yang penuh ketenangan dan mengeluarkan kata2 yang halus, “ kenapa anda tidak duduk dan mendengarkannya dulu? Seandainya anda menyukai nanti, anda dapat menerimanya, jika tidak maka kami akan segera menghentikan apa yang tidak anda sukai”.
Selang beberapa menit kemudian, usaid pun berkata, “ sekarang saya insaf”. Lalu ia menjatuhkan lembingnya ketanah dan duduk mendengarkan umair. Ia begitu menikmati lantunan suci yang keluar dari bibir umair, lalu usaid pun berkata “ alangkah indah dan benarnya ucapan itu….!. dan usaid pun pergi meninggalkan mereka kemudian kembali sambil memeras air dari rambutnya lalu ia berdiri sambil menyatakan pengakuannya bahwa tiada tuhan yang haq diibadahi melainkan Allah dan muhammad utusan Allah. Berita islamnya usaid menyebar, lalu disusul oleh Sa’ad bin :ubadah dan Sa’ad bin Mu’adz.
3. Syahidnya Mush’ab bin Umair
Demikianlah duta Rasulullah yang pertama telah mencapai hasil yang gemilang yang tiada taranya tetapi disamping keberhasilan yang diraih mush’ab, orang2 Quraisy semakin geram dengan keberhasilan mush’ab dan mereka menyiapkan tenaga untuk melanjutkan tindakan kekerasan terhadap hamba2 Allah. Terjadilah perang badar kemudian datanglah perang uhud. Kaum muslimin pun bersiap2 mengatur barisan. Rasulullah menatap satu persatu dan mata beliau tertuju pada “mush’ab yang baik”.
Saat peperangan terjadi, pasukan rasulullah gugur dimedan perang kecuali Rasulullah dan mush’ab yang masih kokoh membela dan mengibarkan bendera. Meskipun hanya dia sendiri, tetapi ia ia bertempur laksana pasukan tentara besar. Sebelah tangannya memegang bendera dan sebelahnya lagi memegang pedang dengan matanya yang tajam, Tetapi musuh kian bertambah. Dan akhirnya gugurlah mush’ab dan jatuhlah bendera. Ia gugur sebagai bintang dan mahkota para syuhada. Demi cintanya kepada Rasulullah dan cemas memikirkan nasibnya nanti, ketika ia akan pergi berlalu, setiap pedang jatuh menerbangkan sebelah tangannya, dihiburnya dirinya dengan ucapan “ Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang rasul dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar